Selasa, 15 April 2008

STUDY RESEARCH












Eksplorasi M
useum, Media, Religi dan Fauna

Surabaya-SMA Islam Jiwa Nala
Mengunjungi museum memang mengasyikkan. Setidaknya itulah yang dirasakan 46 siswa kelas X,XI dan XII serta 11 guru SMA Islam Jiwa Nala Surabaya, Selasa (25/3) lalu saat melakukan kunjungan ke Museum Mpu Tantular, Sidoarjo dalam rangka kegiatan Study Research SMA Islam Jiwa Nala Surabaya. Kegiatan tahunan pada akhir semester ini selain memberikan bekal ketrampilan (skill) kepada siswa juga sebagai wujud rasa syukur.
“Untuk tahun ini kita melakukan kunjungan ke Museum Mpu Tantular, Koran Duta Masyarakat, Masjid Al Akbar dan Kebun Binatang Surabaya. Selain sebagai wujud rasa syukur kita terutama siswa juga sebagai bekal ketrampilan, sehingga mereka dapat mengeksplorasi segala ilmu pengetahuan di lapangan yang tidak mereka temui di kelas. Selain itu, untuk melatih siswa bekerja atau melakukan penelitian di lapangan,” terang Mutia, Kepala Sekolah SMA Islam Jiwa Nala Surabaya.

Berbagai macam koleksi benda bersejarah dipamerkan di Museum Mpu Tantular mulai dari zaman prasejarah, klasik (Hindu-Budha), zaman Islam, kolonial hingga zaman modern bisa kita lihat secara langsung. Museum yang terletak di Jalan Raya Buduran – Jembatan Layang, Sidoarjo ini memiliki koleksi sekitar 15.000 buah yang digolongkan menjadi 10 jenis yaitu koleksi Geologi, Biologi, Etnografi, Arkeologi, Histori, Numismatik dan Heraldik, Filologi, Keramik, Seni Rupa dan Teknologi.

Lantai pertama ruang pamer museum, siswa pertamakali melihat berbagai macam fosil. Dengan sebuah pena dan buku serta dipandu oleh pemandu yang disediakan pihak museum, siswa sangat antusias mencatat setiap detil keterangan mengenai fosil-fosil yang dipamerkan. Ada fosil kepala kerbau (bubalus bubalis) berumur 800.000 tahun lalu ditemukan di Sungai Porong, Sidoarjo. Fosil gading gajah berukuran besar dan panjang yang diperkirakan berusia 600.000 – 1 juta tahun lalu ditemukan di Bojonegoro. Kemudian fosil tengkorak buaya yang ditemukan di Sungai Porong, Sidoarjo berusia 800.000 tahun lalu. Dalam ruang tersendiri di tengah-tengah ruang pamer terdapat berbagai koleksi benda pusaka, diantaranya keris atau pusaka dan perhiasan zaman dulu. Tidak hanya itu, di ruangan lain juga ada naskah kuno (manuscript) berusia puluhan hingga ratusan tahun, sepeda kayu yang tidak pakai pedal dibuat tahun 1766 berasal dari Jerman, sepeda tinggi yang diproduksi di Inggris pada tahun 1870.

Sementara itu di lantai dua ruang pamer Musem Mpu Tantular, terdapat berbagai macam koleksi IPTEK yang berkaitan dengan pelajaran Fisika, Biologi, Matematika dan Elektronika. Dari 40 koleksi tersebut, diantaranya Radio Ember, Giroskop atau gaya putar yang terjadi pada helikopter saat belok, Pengungkit, terjadinya Petir, alat peraga tentang Hukum Pascal, Hukum Archimides.

“Banyak pengetahuan yang bisa saya dapatkan di museum ini. Kita tidak hanya tahu benda-benda bersejarah tersebut, namun kita juga bisa tahu mengenai peradaban pada masa lampau dari benda-benda tersebut,” ujar Ike Lestari, siswa XII IPS ini.

Berikutnya, rombongan mengunjungi redaksi Harian Duta Masyarakat yang berada di Graha Astra Nawa, Jl. Gayungsari Timur. Disini siswa diperlihatkan tentang bagaimana proses penerbitan koran mulai dari pencarian berita, penulisan, editing, layout sampai koran cetak. “Tidak mudah menerbitkan sebuah koran harian, apalagi koran yang bernafaskan Islam seperti koran kita. Butuh manajemen dan pemasaran yang handal agar koran kita bisa eksis dan bersaing dengan koran lainnya,” jelas Mokhammad Kaiyis, direktur Harian Duta Masyarakat yang didampingi awak redaksi bagian koordinator liputan dan redaktur pendidikan.

Tidak terasa adzan Dhuhur telah berkumandang. Rombongan Study Research bergegas menuju ke Masjid Al Akbar yang hanya berjarak 500 meter dari Harian Duta Masyarakat untuk menunaikan shalat Dhuhur berjamaah. Kelar sholat dan makan siang, rombongan pun kembali melanjutkan kegiatannya ke Kebun Binatang Surabaya (KBS). Disini siswa mencari data-data seputar Fauna yang ada di KBS ini. “Setelah kegiatan Study Research ini, siswa di minta untuk menulis laporan mengenai data-data yang telah mereka peroleh selama kunjungan sebagai tugas mereka,” kata Sri Utami Arianti, koordinator guru pendamping yang juga Wakasek Bagian Kurikulum. ▀
naskah dan foto: Mohammad Solihin

Rabu, 09 April 2008

FOTO-FOTO KEGIATAN STUDI RISET

ASYIKNYA melakukan STUDI RISET. Dan Inilah beberapa foto-fotonya.


Siswa dan guru SMA Islam Jiwa Nala Surabaya berpose di depan gedung Museum Mpu Tantular Surabaya.



Siswa begitu serius mencatat data-data mengenai Fosil Kepala Kerbau.



Siswa mencatat data-data di ruangan koleksi Keris.



Siswa saat melihat dan mencatat sejarah Delman/Andong/Dokar.



Asyiknya beberapa siswa bermain di ruang koleksi IPTEK.



Guru SMA Islam Jiwa Nala Surabaya memberikan kenang-kenangan berupa cinderamata kepada petugas Museum Mpu Tantular Surabaya.



Foto bersama di depan gedung Astra Nawa di kantor Redaksi Duta Masyarakat.



Suasana Siswa dan guru saat di ruangan redaksi Duta Masyarakat.



Guru SMA Islam Jiwa Nala Surabaya memberikan kenang-kenangan cinderamata kepada direktur Duta Masyarakat.



Berpose bersama di depan Masjid Al Akbar Surabaya.



Siswa dan guru menunaikan Sholat Dhuhur Jamaah di Masjid Al Akbar Surabaya.


Berpose bersama di Kebun Binatang Surabaya (KBS).



Guru SMA Islam Jiwa Nala memberikan kenang-kenangan juga kepada petugas Kebun Binatang Surabaya (KBS).



Begitu antusiasnya siswa melihat dan mencatat data-data koleksi fauna di KBS.



Saking asyiknya melakukan riset, hingga tidak tahu jika Unta menghampirinya.

Foto-foto oleh: mohammadsolihin@yahoo.com.

FOTO-FOTO KEGIATAN PELATIHAN LINGKUNGAN

PELATIHAN LINGKUNGAN
SMA ISLAM JIWA NALA SURABAYA BEKERJASAMA DENGAN FAKULTAS PERTANIAN UWK Surabaya, 4 Januari 2008.



Kepala Sekolah SMA Islam Jiwa Nala Surabaya memberikan sambutan. Sementara di sebelah kiri Dwi Retno Suryaningsih (Dekan Fakultas Pertanian UWK Surabaya).



Puguh Iryantoro (Ketua ASPENI DPD Jatim) memberikan materi di depan peserta.



Siswa dan guru SMA Islam Jiwa Nala Surabaya dan SMP Yamassa Surabaya sangat antusias mendengarkan materi Pelatihan Lingkungan.



M. Tohiron (Dosen Fakultas Pertanian UWK Surabaya) memberikan materi cara memelihara dan merawat pohon.



Secara simbolis, mahasiswa UWK Surabaya memberikan sebuah pohon kepada siswi SMA Islam Jiwa Nala Surabaya dalam gerakan penanaman pohon dan pemeliharaannya.

foto-foto: mohammadsolihin
email: mohammadsolihin@yahoo.com
telp: 031-71946185

PELATIHAN LINGKUNGAN

Bentuk Life Skill Siswa Dengan Peduli Lingkungan

Surabaya-SMA Islam Jiwa Nala Surabaya

Isu global warming atau pemanasan global yang di dengungkan dunia saat ini memang sangat terasa dampaknya. Banjir dan tanah longsor yang terus menerus melanda negeri ini merupakan dampak dari pemanasan global. Tentunya ini tidak lepas dari akibat ulah manusia sendiri. Karena itu, sedini mungkin harus kita antisipasi dengan mengenalkan peduli lingkungan kepada generasi saat ini.

Untuk itulah, SMA Islam Jiwa Nala Surabaya, Jumat (4/1) lalu menggelar Pelatihan Lingkungan dengan tema “Konservasi Lahan dan Tanah Sebagai Antisipasi Bencana Alam dan Global Warning” kerjasama dengan Fakultas Pertanian Universitas Wijaya Kusuma Surabaya.
“Kami ingin pelatihan ini bisa menjadi life skill bagi siswa khususnya dan juga sebagai aktifitas sosial, sehingga mereka tergerak untuk ikut peduli terhadap lingkungannya,” ujar Mutia, Kepala Sekolah SMA Islam Jiwa Nala Surabaya.

Tidak kurang dari 75 peserta yang terdiri dari siswa dan guru tidak hanya berasal dari SMA Islam Jiwa Nala saja, namun juga dihadiri siswa dan guru dari SMP Yamassa. Peserta pun sangat antusias mengikuti pelatihan ini, apalagi materi yang diberikan oleh para pembicara yang ahli dibidangnya yaitu Puguh Iryantoro (Ketua ASPENI DPD Jatim), Dwi Retno Suryaningsih (Dekan Fakultas Pertanian UWK Surabaya), dan M. Tohiron (Dosen Fakultas Pertanian UWK Surabaya).
“Terjadinya bencana alam seperti banjir dan tanah longsor karena ekosistem yang sudah tidak seimbang lagi alias rusak. Kebanyakan karena ulah manusia yang lebih banyak merusak alam daripada merawatnya, lihat saja hutan yang pohonnya banyak ditebangi sehingga hutan menjadi gundul,” terang Tohiron dengan menunjuk photo slide hutan gundul di depan peserta.

Selain memberikan materi, para pembicara juga menunjukkan langsung cara memelihara dan merawat pohon. “Kebanyakan masyarakat yang diberi pohon oleh pejabat dan diekspos oleh media hanya disuruh menanam, setelah itu rusak karena tidak ada keinginan untuk memeliharanya. Padahal yang dibutuhkan untuk mengantisipasi ancaman bahaya bencana alam seperti banjir dan tanah longsor itu tidak hanya penanaman pohon, tapi juga pemeliharannya,” kata Tohiron.

Sementara itu, sebagai bentuk kepedulian langsung untuk gerakan penanaman pohon dan pemeliharaannya, secara simbolis diberikan sebuah pohon oleh mahasiswa UWK Surabaya kepada siswa SMA Islam Jiwa Nala Surabaya. “Dari pelatihan ini nantinya juga akan ada tindak lanjutnya yaitu gerakan penghijauan dengan penanaman dan pemeliharaan di sepanjang Jalan Raya Kedung Asem dan halaman SMA Islam Jiwa Nala, daerah Kedung Baruk atau di SMP Yamassa dan daerah Sidotopo Sekolahan,” kata Mutia. “Pohon-pohon yang akan ditanami diantaranya pohon Mahoni, Flamboyan, Akasia dan Sonokeling,” terangnya. Mohammad Solihin

Jumat, 04 April 2008

PONDOK RAMADAN JURNALISTIK 2007
















Menghabiskan waktu di bulan Ramadan, SMA Islam Jiwa Nala Surabaya mengelar kegiatan Pondok Ramadan Jurnalistik, Kamis (20/9/2007). Dalam kegiatan tersebut, Studi Jurnalistik Pelajar (SJP) didaulat untuk mengisi materi jurnalistik. Materi yang diberikan adalah “Mengenal Dasar Jurnalistik Pada Media Cetak” yang disampaikan oleh Rere Nia dan “Mengenal dan Belajar Fotografi” oleh Mohammad Solihin.
Meski dalam suasana puasa, antusias peserta tidak ikut loyo. Secara bergantian, Rere Nia dan Solihin memberikan materi selama 6 jam. Peserta juga diajak untuk melakukan praktek menulis berita. (diambil dari http://agenda-sjp.blogspot.com)